Rekor Angka Kematian Covid-19 Ditengah Faskes Sulit Diakses 

Rekor Angka Kematian Covid-19 Ditengah Faskes Sulit Diakses 

CELOTEHRIAU--Jumlah kematian harian warga terpapar virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali cetak rekor dengan jumlah 476 kasus pada Kamis (28/1/2021). Angka itu meningkat dari rekor yang terjadi sehari sebelumnya dengan penambahan 387 kasus kematian.

Dalam dua kali rekor berturut-turut itu tercatat Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang kasus kematian terbanyak. Rekor terbaru yakni pada Kamis (28/1) kemarin dengan penambahan 200 kasus kematian di Jabar. Sedangkan capaian rekor sebelumnya yakni Rabu (27/1) sebanyak 108 kasus.


Adapun jumlah kematian Covid-19 di Januari ini cenderung naik setiap pekannya. Pada pekan pertama Januari bila diakumulasikan terdapat 1.382 kematian Covid-19, kemudian pekan kedua meningkat menjadi 1.726 kasus kematian.

Pada pekan ketiga kumulatif kasus kematian dalam sepekan yakni 1.957 kasus, dan pada pekan keempat naik menjadi 2.128 kasus kematian di Indonesia. Sementara total kumulatif secara nasional, kasus kematian Covid-19 berada di angka 29.331 kasus.

Di tengah melonjaknya kasus kematian itu, Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut salah satu faktor penyebabnya.

Menurutnya, pasien terpapar virus corona terlambat mendapat perawatan di fasilitas kesehatan adalah salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

Nadia menyebut beberapa pasien Covid-19 berobat ke rumah sakit saat keadaan mereka memburuk. Selain itu, beberapa penyakit penyerta alias komorbid di tubuh pasien Covid-19 juga menjadi salah satu faktor yang semakin memperburuk kondisi pasien, yang kemudian tidak sedikit berujung kematian.

"Penyebabnya karena pasien datang dengan gejala yang sudah berat, jadi bukan gejala awal. Karena deteksi yang telat serta gejala semakin berat, pasien baru ke fasilitas pelayanan kesehatan," kata Nadia.

Sementara itu, Indonesia pada pekan ketiga Januari dihadapkan dengan kondisi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang cukup penuh.

Rumah Sakit Online Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 47 daerah di tujuh provinsi berada dalam kondisi mengkhawatirkan dengan BOR di atas 70 persen. Pasien pun kesulitan mencari ruang rawat inap di rumah sakit.

Melihat kondisi itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma memprediksi tingkat keterisian tersebut akan terus meningkat hingga Februari. Kesimpulan Lia didapat seiring lonjakan kasus aktif sejak Desember 2020, setelah libur Natal dan Tahun Baru.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir memutuskan untuk mengizinkan seluruh rumah sakit di Indonesia, termasuk rumah sakit swasta untuk membuka layanan pasien Covid-19, asalkan memenuhi standar Kemenkes dan memiliki sarana dan fasilitas yang memadai.

Kadir mengatakan sejauh ini sudah tercatat lebih dari 1.600 rumah sakit yang membuka layanan bagi pasien covid-19 di tanah air. Dengan melihat ancaman lonjakan kasus pasca libur panjang Natal dan tahun baru, Kadir pun menginstruksikan sejumlah penambahan tempat tidur di rumah sakit.

Rinciannya untuk rumah sakit zona merah diminta untuk menambah atau mengalihfungsikan tempat tidur minimal 40 persen untuk ruang isolasi pasien Covid-19 dan 25 persen untuk ruang ICU.

Selanjutnya untuk rumah sakit yang berada di zona kuning diminta mengalih fungsikan tempat tidur sebanyak 30 persen dan ICU 20 persen. Sedangkan untuk zona hijau, diharapkan mengalih fungsikan 25 persen ruangan isolasi dan penambahan ICU 15 persen.

#serba serbi

Index

Berita Lainnya

Index